ansorguntur.org/(25/5/2024). Internet menjadi salah satu aspek teknologi yang berpengaruh ke banyak hal, tak terkecuali marketing. Marketing atau pemasaran pun kian canggih lantaran terbantu dengan perkembangan teknologi dan konektivitas. Makin terhubungnya manusia melalui teknologi dan konektivitas, membuka pintu bagi pemasaran untuk lebih efektif. Metode ini pun kini makin digencarkan guna meningkatkan performa bisnis merek. Dengan banyaknya sahabat-Sahabat Ansor Banser Yang bergerak di Bidang Usaha baik Jasa atau Produksi, Dari dasar itu PAC GP ANSOR Kecamatan Guntur Bekerja Sama dengan PT Hajinesia Mitra Madinah ( Hajinesia.id ) dan Kazamistore memberikan kesempatan kepada para Sahabag Sahabat Ansor Banser Untuk Belajar Lebih tentang Internet Marketing dan Juga Cara Berjualan di Shopee yang di laksanakan di RM Sukoroso Desa Sukorejo Kecamatan Guntur. " Jika ada kemauan, tidak menutup kemungkinan hal-hal yang awalnya di anggap tidak berarti bisa menjadi Peluang Besar di masa
Alim Munafik Lebih Berbahaya
dan Berat Siksanya dari pada Orang Kafir
oleh KH. Agus Baidlowi Misbah
Rutinan malam Jum'at Kliwon Satkoryon Banser Guntur
Di era keterbukaan informasi, orang munafik justru menampakan diri secara terang-terangan. Mereka menggunakan atribut-atribut keislaman, didapuk sebagai representasi ormas Islam, namun pemikiran jauh dari Islam, bahkan mendekati kekafiran. Mereka tidak hanya dari kalangan miskin ilmu, bahkan mereka intelektual dan cendekiawan Muslim, namun mereka mencampurkan yang haq dengan yang bathil, memelintir dalil-dalil, dan mengolah kata-katanya sehingga tampak benar.
Orang-orang munafik ini pun mengaku dirinya yang paling
Islam, padahal tidak, tujuannya adalah menipu umat Islam. Ketika umat Islam
sudah terbius dengan penampilan mereka, mereka mulai menampakan
pemikiran-pemikiran aneh dan menyimpang kepada masyarakat. Jurus andalan mereka
adalah kepandaian mereka dalam berbicara, berdebat dan berargumen.
Keberadaan orang munafik sangat membahayakan, potensinya akan
membawa umat kepada penyimpangan dan hancurnya Islam dari dalam. Dalam
kehidupan, mereka tampak seperti saudara namun dalam pemikirannya mereka
memusuhi Islam dan mengkhianati Islam. Apapun yang mereka ucapkan tidak lain
karena motivasi duniawi atau pesanan dari pemilik kekuasaan.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam sangat mengkhawatirkan keberadaan orang-orang munafik ini, para pembual yang pandai mengolah kata dan pandai berbicara. Beliau bersabda :
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam sangat mengkhawatirkan keberadaan orang-orang munafik ini, para pembual yang pandai mengolah kata dan pandai berbicara. Beliau bersabda :
إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي كُلُّ مُنَافِقٍ عَلِيمِ
اللِّسَانِ
“Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takuti menimpa umatku,
adalah setiap munafik yang pandai bicara (bersilat lidah).” (HR. Ahmad no.
143)
Senada dengan itu, suatu ketika Umar bin al-Khattab radhiyallahu
‘anhu naik mimbar kemudian berpidato :
إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَى
هَذِهِ الْأُمَّةِ الْمُنَافِقُ الْعَلِيمُ ، قِيلَ : وَكَيْفَ يَكُونُ
الْمُنَافِقُ عَلِيمٌ ؟ قَالَ : عَالِمُ اللِّسَانِ، جَاهِلُ الْقَلْبِ
وَالْعَمَلِ
“Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan terhadap umat ini
adalah orang pintar yang munafik. Para sahabat bertanya: Bagaimana bisa
seseorang itu menjadi munafik yang pintar? Umar radhiyallahu ‘anhu menjawab:
“Yaitu orang yang pandai berbicara (bak seorang alim), tapi hati dan
perilakunya jahil”. (Ihya Ulumuddin, hlm. 1/59)
Adapun maksud dari ‘Alimul Lisan (pandai bicara)
adalah mereka mempergunakan kepandaian agamanya mempengaruhi manusia,
menggunakan dalil-dalil tapi tidak mengamalkannya, banyak berkata-kata sesuai
pesanan yang membayarnya dan memperindah perkataannya untuk menarik masa
sebanyak-banyaknya. Al-Imam Muhammad Al-Munawi rahimahullah menjelaskannya
untuk menerangkan hadist di atas:
(عليم اللسان) أي عالم للعلم منطلق اللسان
به، لكنه جاهل القلب فاسد العقيدة، يغر الناس بشقشقة لسانه، فيقع بسبب تباعه خلق
كثير في الزلل
“Yang dimaksud dengan “’alim lisannya” yaitu dia ‘alim
terhadap ilmu dan lisannya lugas menyampaikan ilmu, akan tetapi jahil (bodoh)
hatinya lagi rusak akidahnya, dia menipu manusia dengan kefasihan lidahnya,
sehingga banyak orang tersesat karena mengikutinya.” (Faidhul Qadir,
1/221)
Dalam surat an nisa' ayat 145-146 Allah berfirman :
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ
تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا إِلا الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَاعْتَصَمُوا
بِاللَّهِ وَأَخْلَصُوا دِينَهُمْ لِلَّهِ فَأُولَئِكَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ
وَسَوْفَ يُؤْتِ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ أَجْرًا عَظِيمًا
Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada
tingkatan yang paling bawah dari neraka . Dan kamu tidak akan mendapat seorang
penolong pun bagi mereka. Kecuali orang-orang yang bertobat dan memperbaiki
diri dan berpegang teguh pada (agama) Allah serta dengan tulus ikhlas
(mengerjakan) agama mereka karena Allah Maka mereka itu bersama-sama orang yang
beriman dan kelak Allah akan memberikan pahala yang besar kepada orang-orang
yang beriman.
- kitab tafsir ibnu katsir (2/442) :
ثم أخبر تعالى : ( إن المنافقين في الدرك الأسفل من النار ) أي : يوم
القيامة ، جزاء على كفرهم الغليظ .
Firman Allah : " sesungguhnya orang-oran munafiq itu
ditempatkan pada tingkatan paling bawah dari neraka "maksudnya kelak di
hari kiamat, itu sebagai balasan atas KEKUFURAN mereka yang tebal.
- kitab tafsir al qurtuby dalam tafsir surat an nisa' ayat
145 :
فالمنافق في الدرك الأسفل وهي الهاوية ؛ لغلظ كفره وكثرة غوائله
وتمكنه من أذى المؤمنين .
Maka orang munafik berada dalam tingkatan neraka paling
bawah yaitu neraka hawiyah sebab tebalnya KEKUFURANnya, banyak kejahatannya dan
pengaruhnya dari menyakiti muslimin.
- kitab tafsir al baghowy (2/303) :
( إلا الذين تابوا ) من النفاق وآمنوا (
وأصلحوا ) عملهم ( واعتصموا بالله ) وثقوا بالله ( وأخلصوا دينهم لله ) أراد
الإخلاص بالقلب ، لأن النفاق كفر القلب ، فزواله يكون بإخلاص القلب ،
Firman Allah : (kecuali orang-orang yang bertaubat ) dari
kemunafikannya dan beriman ( dan memperbaiki ) amalan mereka (dan berpegang
teguh pada Allah ) dan bertaqwa kepada Allah ( serta tulus ikhlas menjalankan
agama karena Allah ) maksudnya ikhlas dengan hati, karena kemunafikan adalah
KUFUR qolby, maka hilangnya kemunafikan adalah dengan ikhlasnya hati .
- kitab tafsir al kabir :
المسألة الرابعة : لما كان المنافق أشد عذابا من الكافر لأنه مثله في
الكفر ، وضم إليه نوع آخر من الكفر ، وهو الاستهزاء بالإسلام وبأهله ، وبسبب أنهم
لما كانوا يظهرون الإسلام يمكنهم الاطلاع على أسرار المسلمين ثم يخبرون الكفار
بذلك فكانت تتضاعف المحنة من هؤلاء المنافقين ، فلهذه الأسباب جعل الله عذابهم
أزيد من عذاب الكفار .
Ketika kedaan orang munafiq lebih berat siksaannya daripada
orang kafir karena orang munafiq serupa dengan orang KAFIR dalam KEKUFURANnya,
dan juga digabungkan padanya jenis kekufuran yg lainnya yaitu penghinaan thd
agama islam dan pemeluknya, dan sebab sesungguhnya mereka memperlihatkan
keislaman memungkinkan mereka utk melihat rahasianya orang2 muslim kemudian
mengkhabarkannya kepada orang2 kafir maka jadilah cobaan muslimin menjadi
berlpat ganda dari orang2 munafiq,maka karena sebab-sebab inilah Allah
menjadikan siksaan munafik lebih bertambah daripada siksaannya orang kafir.
Dalam kitab Kasyifatussajaa halaman 84:
[فائدة] قال محمد الشربيني في كتابه التفسير الملقب بالسراج
المنيروالكفر لغة ستر النعمة وأصله الكفر بالفتح وهو الستر وفي الشرع إنكار ما علم
بالضرورة مجيء رسول به
وينقسم إلى أربعة أقسام: كفر إنكار وكفر جحود وكفر عناد وكفر نفاق
فكفر الإنكار هو أن لا يعرف الله أصلاً ولا يعترف به
وكفر الجحود هو أن يعرف الله بقلبه ولا يقر بلسانه ككفر إبليس واليهود
قال الله تعالى: فلما جاءهم ما عرفوا كفروا به
وكفر العناد هو أن يعرف الله بقلبه ويعترف بلسانه ولا يدين به ككفر
أبي طالب حيث يقول:ولقد علمت بأن دين محمد ><
من خير أديان البرية دينالولا الملامة أو حذار مسبة >< لوجدتني سمحاً بذاك مبينا
وأما كفر النفاق فهو أن يقر باللسان ولا يعتقد بالقلب اهـ
Asysyarif Ali bin Muhammad al Jurjani dalam kitab Atta'rifat
halaman 298 menjelaskan :
المنافق هو الذي يضمر الكفر اعتقادا ، ويظهر الإيمان قولا
Imam al hafizh Ibn Rajab al hanbali dalam kitab Jami'ul Ulum
wal Hikam juz 50 halaman 2-3:
والذي فسره به أهلُ العلم المعتبرون أنَّ النفاقَ في اللغة هو من جنس
الخداع والمكر وإظهار الخير ، وإبطان خلافه
وهو في الشرع ينقسم إلى قسمين :أحدهما : النفاقُ الأكبرُ ، وهو أنْ
يظهر الإنسانُ الإيمانَ بالله وملائكته وكتبه ورسله واليوم الآخر ، ويُبطن ما
يُناقض ذلك كلَّه أو بعضه ، وهذا هو النِّفاق الذي كان على عهد النَّبيِّ - صلى
الله عليه وسلم - ، ونزل القرآن بذمِّ أهله وتكفيرهم ، وأخبر أنَّ أهله في
الدَّرْكِ الأسفل من النار
والثاني : النفاق الأصغر ، وهو نفاق العمل ، وهو أنْ يُظهر الإنسانُ
علانيةًصالحةً ، ويُبطن ما يُخالف ذلك .
Imam Nawawi dalam Syarh Muslim juz 1 halaman 150 :
وَفِي رِوَايَة : ( آيَة الْمُنَافِق ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ ،
وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ ، وَإِذَا اُؤْتُمِنَ خَانَ )
هَذَا الْحَدِيث مِمَّا عَدَّهُ جَمَاعَة مِنْ الْعُلَمَاء مُشْكِلًا
مِنْ حَيْثُ إِنَّ هَذِهِ الْخِصَال تُوجَد فِي الْمُسْلِم الْمُصَدِّق الَّذِي
لَيْسَ فِيهِ شَكٌّ .
وَقَدْ أَجْمَع الْعُلَمَاء عَلَى أَنَّ مَنْ كَانَ مُصَدِّقًا
بِقَلْبِهِ وَلِسَانه وَفَعَلَ هَذِهِ الْخِصَال لَا يُحْكَمُ عَلَيْهِ بِكُفْرٍ ،
وَلَا هُوَ مُنَافِق يُخَلَّد فِي النَّار ؛ فَإِنَّ إِخْوَة يُوسُف صَلَّى اللَّه
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَمَعُوا هَذِهِ الْخِصَال . وَكَذَا وُجِدَ لِبَعْضِ السَّلَف
وَالْعُلَمَاء بَعْض هَذَا أَوْ كُلّه .
وَهَذَا الْحَدِيث لَيْسَ فِيهِ بِحَمْدِ اللَّه تَعَالَى إِشْكَال ،
وَلَكِنْ اِخْتَلَفَ الْعُلَمَاء فِي مَعْنَاهُ .
فَاَلَّذِي قَالَهُ الْمُحَقِّقُونَ وَالْأَكْثَرُونَ وَهُوَ
الصَّحِيح الْمُخْتَار : أَنَّ مَعْنَاهُ أَنَّ هَذِهِ الْخِصَال خِصَال نِفَاق ،
وَصَاحِبهَا شَبِيه بِالْمُنَافِقِ فِي هَذِهِ الْخِصَال ، وَمُتَخَلِّق
بِأَخْلَاقِهِمْ . فَإِنَّ النِّفَاق هُوَ إِظْهَار مَا يُبْطِن خِلَافه ، وَهَذَا
الْمَعْنَى مَوْجُود فِي صَاحِب هَذِهِ الْخِصَال ، وَيَكُون نِفَاقه فِي حَقّ
مَنْ حَدَّثَهُ ، وَوَعَدَهُ ، وَائْتَمَنَهُ ، وَخَاصَمَهُ ، وَعَاهَدَهُ مِنْ
النَّاس ،
لَا أَنَّهُ مُنَافِق فِي الْإِسْلَام فَيُظْهِرُهُ وَهُوَ يُبْطِنُ
الْكُفْر . وَلَمْ يُرِدْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِهَذَا
أَنَّهُ مُنَافِق نِفَاق الْكُفَّار الْمُخَلَّدِينَ فِي الدَّرْك الْأَسْفَل مِنْ
النَّار .
وَقَوْله صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ( كَانَ مُنَافِقًا
خَالِصًا )مَعْنَاهُ شَدِيد الشَّبَه بِالْمُنَافِقِينَ بِسَبَبِ هَذِهِ الْخِصَال .
قَالَ بَعْض الْعُلَمَاء : وَهَذَا
فِيمَنْ كَانَتْ هَذِهِ الْخِصَال غَالِبَة عَلَيْهِ . فَأَمَّا مَنْ يَنْدُر
فَلَيْسَ دَاخِلًا فِيهِ . فَهَذَا هُوَ الْمُخْتَار فِي مَعْنَى الْحَدِيث .
وَقَدْ نَقَلَ الْإِمَام أَبُو عِيسَى التِّرْمِذِيُّ رَضِيَ اللَّه
عَنْهُ مَعْنَاهُ عَنْ الْعُلَمَاء مُطْلَقًا فَقَالَ : إِنَّمَا مَعْنَى هَذَا
عِنْد أَهْل الْعِلْم نِفَاقُ الْعَمَل
Komentar
Posting Komentar