Langsung ke konten utama

Halal bihalal Sinambi Belajar Hukum di peringatan Harlah GP Ansor Ke-90

  ansorguntur.org/ Sabtu,27 April 2024. Dalam memperingati Harlah GP Ansor ke 90 GP Ansor Kecamatan Guntur melaksanakan giat Halal bihalal yang di barengkan dengan acara Sarasehan Hukum yang di isi oleh ahli hukum sahabat Dr. Fatkhul Mu'in,SH.,MH,CM. dengan Tema Problematika Penegakan Hukum Undang undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik di Era Disrupsi, dalam kesempatan ini di sampaikan oleh Lembaga Bantuan Hukum Surya Kusuma. "Ketika masih sanggup menjadi Pengurus bahkan menjadi ketua Ansor, jangan sampai kendor, harus gaspolll. Namun ketika sudah dirasa tidak siap, silahkan lepas dan pasrahkan baik-baik kepada yang siap. Jangan sampai organisasi ini lemah dengan teledornya para pengurus." Petikan sambutan Ketua PAC GP Ansor Guntur. Halal bihalal PAC GP Ansor Kec. Guntur di hadiri oleh Perwakilan MWC NU Kec. Guntur K. Muhsin Abdur Rohman, Para Pembina PAC GP Ansor Kec. Guntur, Sahabat

Sejarah PonPes Al Hidayat Krasak Temuroso Guntur


Di saat pesantren salaf berbondong bondong memasukkan kurikulum umum ke dalam pendidikan di pesantrennya, Pondok Pesantren Hidayat yang terletak di Dukuh KrasakTemuroso Kecamatan Guntur Kabupaten Demak sama sekali 
tidak goyah untuk tetap eksis dan fokus dalam mendidik santri
santrinya dengan menggunakan metode pendidikan salaf. 
Keberadaan PP. Al Hidayat sampai saat ini dengan kesalafannya tidak lepas dan merupakan buah perjuangan tidak kenal Ielah dan pengasuhnya KH. Mishbachul Munir Al Mubarak. 
Sejarah dan Profil PP. Al Hidayat 
Sejarah bukanlah suatu cerita lama yang usang  dan ditinggalkan karena tergerus oleh zaman. Akan tetapi, sejarah adalah prasasti yang sangat penting dalam suatu perjuangan dan menjadi cermin bagi generasi penerus yang bukan hanya untuk dikenang melainkan juga untuk diteruskan perjuangan-nya serta diteladani semangat juangnya. Begitu pula Pondok Pesantren Al Hidayat. Gus Dlowi (panggilan akrab KH. Achmad Baidlowi; putra Iaki-laki pertama KH. Mishbachul Munir AI Mubarok) menjelaskan, 
ada alasan khusus pesantren yang dapat ditempuh dengan kendaraan sekitar 15 menit dan Pasar Buyaran Demak ini diberi nama Al Hidayat karena Abah tafaulan dengan nama pondok guru beliau Mbah Ma'shum Lasem (KH. Ma'shum Ahmad ) pendiri Pondok Pesantren Al Hidayat Lasem~ Rembang, Red),” ujarnya. 
Pada mulanya, tepatnya di ,tahun 1968 M, pesantren ini hanya terdiri atas satu kamar di sudut masjid dan hanya ada beberapa santri laki-laki yang berasal dari penduduk kampung sekitar yang bermukim di Sana. Berkat kétekunan, kegigihan dan konsistensi KH. Mishbachul Munir AI Mubarok dalam mendidik santri pertumbuhan santri di PP. Al Hidayat
Hidayat terus meningkat. 
http://www.demakmengaji.info
 
Hal ini mendorong masyarakat setempat untuk membantu beliau beberapa kali dalam membangun kamar 
untuk fasilitas para santri. Tepatnya Dada tahun 1969,1972. dan 1973 M. ada penambahan 18 kamar dari bahan kayu dengan bentuk yang sangat sederhana di pesantren yang diasuh beliau itu. 
Selama kurun12 tahun (1968 1980 M.) PP. AI Hidayat 
hanya menampung santri laki-laki. Kemudian karena tuntutan kebutuhan pendidikan anak perempuan yang juga penting dalam ilmu agama, maka pada tahun 1980 KH. Mishbachul Munir Al Mubarok mendirikan pondok pesantren khusus banat (putri). Untuk memperkuat keberadaan pesantren sebagai Iembaga resmi pendidikan dan sosial kemasyarakatan, maka pada tahun 1994, tepatnya tanggal 3 September, pesantren No akta notariskan dengan No Akta: 1O pada notaris Hartoyo, SH Demak yang ber S.K. MEN. KEH. RI. No: C - 60 HT.03.01TGL 20 MEI 1994 M. 

http://www.demakmengaji.info
Seiring berjalannya waktu, bangunan yang sebelumnya berbahan kayu dan ala kadarnya secara bertahap terus dibangun dengan konstruksi bangunan beton dua lantai dan selesai secara apik serta tertata rapi pada tahun 1995 M. dengan jumlah kamar mencapai 30 di pondok putra dan 10 di pondok putri. Saat ini Pesantren Al Hidayat dihuni total sekitar 500 santri yang terdiri dari santri putra dan putri. 
Selain membangun fasilitas pesantren dengan tanpa sepeserpun mengambil dana sumbangsih pemerintah, secara beriringan KH. Mishbachul Munir Al Mubarak juga gencar dan giat melakukan pembangunan Masjid Baitul 'Izzah (sebelah utara pesantren putra) dan madrasah yang digunakan sebagai tempat untuk menunjang kegiatan dan kuailitas pendidikan santri. Dewasa ini gedung madrasah bagian putra sudah bisa sepenuhnya ditempati untuk proses belajar mengajar meskipun masih dalam proses pembangunan, sédangkan untuk bagian putri hanya beberapa . bangunan saja yang baru bisa ditempati. 
Sosok KH. Misbachui Munlr Al Mubarok: Lugu (Bursahaja). Tegas dan Pemberani Mbah Mis (panggilan  akrab KH. Misbachul Munir Al Mubarok) adalah seorang kiai yang karismatik ,dikagumi, dicintai, digugu (diikuti nasehatnya), dan ditiru. Menurut penuturan Gus Dlowi, beliau memiliki kepribadian yang Iugu, tidak neko-neko dan sangat sederhana. "Saya tidak pernah meiihat Abah memegang hp,”kata Gus Diowi saat ditemui Risalah Santri di kediamannya setelah acara Muwada'ah Posonan di PP. Al Hidayat. Hampir seluruh waktunya  beliau habiskan untuk belajar dan mengajar, syiar agama Islam melaiui berbagai pengajian, dan memberi contoh dengan perbuatan. 
Beliu juga dikenal mempunyai sikap tegas dalam memperjuangkan amar ma‘ruf nahi munkar dan tidak pandang bulu Beliau akan mengatakan yang benar itu benar dan yang ~ salah itu salah. Sikap tegas dan berani inilah yang menjadikan Dukuh Krasak yaitu dukuh yang ditempati PP. Al Hidayat tidak ada lagi syiar kemaksiatan. ”Di sini sudah tidak ada pertunjukan dangdut wayang, ketoprak dan pertunjukan lainnya yang dilarang agama, "ungkap Gus Dhowi. ”Dan ini sudah menjadi peraturan  dukuh," lanjut pengasuh PP. Al Hidayat Putri itu. 
http://www.demakmengaji.info
Sistem Pendidikan di PP. Al Hidayat Sebagai pesantren yang tetap 
melestarikan kesalafan, sistem . yang diterapkan di PP. AI Hidayat sama seperti pesantren salaf lainnya. Di sana ada kegiatan ngaji bandongan, sorogan dan musyawarah serta ditunjang 
dengan kegiatan belajar mengajar di madrasah. Adapun kurikulum 
pendidikan Madrasah AI Hidayat merupakan kombinasi dari mata pelajaran yang diajarkan di pesantren Ploso dan Sarang. Hal itu dikarenakan rata-rata guru didik yang ada di madrasah adalah alumni pesantren Ploso dan Sarang yang sebelumnya juga pernah nyantri di PP. Al Hidayat. Bagi Pondok Pesantren AI Hidayat nilai-nilai pendidikan tidak hanya berfokus pada peningkatan intelektual para santri dalam iImu syariat (ta‘li‘miyah), melainkan juga dalam aspek tarbiyah. Oleh karena itu, selain kegiatan yang berguna untuk mengembangkan intelektual, para santri AI Hidayat sangat dianjurkan untuk mengikuti riyédhah atau tirakat seperti puasa dalail, manaqib, ngrowot, dawuud ". Di Pesantren Al Hidayat juga ada kegiatan ekstrakurikuler berupa pencak silat (PSHT) yang dilaksanakan setiap hari Iibur yaitu malam Jumat sehingga tidak mengganggu kegiatan wajib. Dua kegiatan ini (tirakat dan pencak silat) dimaksudkan supaya santri siap melakukan amar ma'rufnahi munkar berjuang menyebarkan agama dan tahan terhadap arus kehidupan yang akan dihadapi setelah boyong dari pesantren. Adapun respon masyarakat terhadap eksistensi Pesantren Al Hidayat dapat terlihat dari partisipasi dan antusias mereka dalam mengikuti kegiatan yang telah menjadi tradisi pondok yaitu kegiatan Mujahadah-an'. Ritual ini berupa pembacaan wirid secara berjamaah pada malam hari. Kegiatan ini diselenggarakan setahun dua kali, yaitu Mujahadahan Kubro 17 Muharram dan 25 Rajah yang dihadiri oleh ribuan masyarakat umum dari Segala 
penjuru daerah.
Muwada.ah Posonan di PP. AI Hidayat Ratusan santri berseragam putih-putih dan masyarakat desa serentak melafalkan untaian syair burdahan As Syaikh Al lmém Al Jali‘l Ad Diba'i. Suaranya yang bergemuruh menenggelamkan hati Para pecinta Rasulullah ini ke dalam kekhusukan  Kehadiran para masyayikh sesepuh dan tokoh masyarakat turut membangkitkan suasana penuh haibah dan khidmah. Pada malam itu, Jumat, 19 Ramadan 1437 H./23 Juni 2016 M. mereka memadati Masjid Baitul 'lzzah guna mengikuti acara peringatan Nuzulul Qur'an dan Muada'ah Posonan di PP. Al Hidayat Krasak Temuroso Guntur Demak. Menurut penuturan Hadi Suryanto, salah seorang pengurus PP. Al Hidayat, posonan di PP. Al Hidayat telah mengkhatamkan berbagai macam kitab salaf dan mengkhatamkan berkali-kali Alquran. ”Alhamdulillah, posonan di PP. Al Hidayat telah mengkhatam-kan 16 kitab dan Alquran 172 kali,” ujarnya dalam isi sambutannya atas nama ' perwakilan santri pada acara muwada'ah tersebut. Para santri yang ikut posonan 
di PP. Al Hidayat tidak hanya dituntut untuk mengaji, tetapi mereka juga harus disiplin dan aktif mengikuti kegiatan-kegiatan lainnya”Posonan di sini tidak hanya harus sregep ngaji, tapi juga harus sregep jamaah,” kata Syarifuddin, salah satu santri baru posonan kepada Risaiah Santri di sela~seia acara. ”Selain sholat berjamaah, santri-santri juga harus membersihkan lingkungan pondok tiap hari,” Ianjut remaja yang masih nyantri di PP. MUS Sarang Rembang itu. Dengan kegiatan-kegiatan tersebut, diharapkan para santri aktivis posonan di PP. Al Hidayat 
' mendapatkan ilmu yang bermanfaat, mempunyai akhlak yang mulia, dan dipenuhi dengan keberkahan dalam hidupnya. 
Pada kesempatan Muwada'ah Posonan PP. Al Hidayat kali ini, mau‘idzhah hasanah diisi oleh KH. Ahmad bin Asnawi dari Gebog Kudus yang merupakan salah satu alumni PP. Al Anwar Sarang Rembang. Dengan gaya penyampaian yang mirip dengan guru beliau, KH. Maimoen Zubair, Yi Mad (sapaan Akrab KH. Ahmad bin Asnawi) dalam sebagian isi mau‘izhah-nya, mendorong para santri untuk senantiasa bersifat tawadlu'. Beliau juga bercerita, semenjakjadi alumni, tiap kali menginginkan sesuatu beliau langsung mewiridkan bait-bait Alfiyah (kitab nahwu berbentuk bait karya Syekh Muhammad bin ‘Abdillah bin ‘Abdillah bin Malik al Andalusiy), dan dengan izin Allah, keinginan-keinginannya pun dikabulkan.”Sebab di salah satu bait Alliyah terdapat kata tuqarribul aqsha (mendekatkan sesuatu yang jauh, Red). Sehingga dengan mewiridkan Alfiyah, insya Allah sesuatu-sesuatu yang kita inginkan akan dikabulkan oleh Allah SWT,"jelas beliau. 
Seusai mau ‘izhah hasanah dan doa penutup dari Yi Mad, para santri dan masyarakat bersamasama makan nasi bungkus yang dikenal oleh masyarakat setempat dengan sebutan ”Nasi Sedan ijo”. Gus Dayat, putra laki-laki terakhir KH. Misbachul Munir Al Mubarok; pengasuh PP. Al Hidayat, menjeIaskan bahwa ada alasan tersendiri masyarakat sekitar pesantren menyebut nasi bungkus khas tersebut dengan nama”Nasi Sedan ljo”. ”Karena bentuknya seperti . mobil sedan dan dibungkus dengan daun pisang yang berwarna hijau, maka masyarakat sini menyebutnya dengan Nasi Sedan ljo,”terangnya. Setelah acara selesai dan menikmati santap "Nasi Sedan Ijo’; tepatnya pukul 01.30 WlB, nampak beberapa santri langsung berkemas dan pulang menuju ke rumahnya masing-masing. ”Biasanya santri yang rumahnya masih dekat dengan pesantren atau masih dl kawasan kecamatan Guntur Iangsung pulang ke rumah meskipun pada tengah malam," lmbuh Gus Dayat yang mempu~ nyai nama lengkap Ahmad Syarifuddin Hidayatullah dan merupakan salah satu alumni PR MUS Sarang itu. 
Demikianlah liputan khusus Risalah Santri tentang Pondok Pesantren AI Hidayat. Sebagai pondok pesantren, PP. Al Hidayat tampil di panggung masyarakat dengan membawa sistem pengajaran salaf yang dilengkapi dengan beberapa kegiatan ekstrakurikuler sehingga dapat mencetak kader-kader umat lslam yang tidak hanya shaleh dan bertaqwa kepada Allah SWT, berpendidikan dan berpengetahuan luas dalam ilmu agama, namun juga telah slap untuk terjun di tengah masyarakat dan beranl menghadapi tantangan dan rintangan dalam menyebarkan dan memperjuangkan agama lslam. 
Dengan peranan besar lnllah, Pondok Pesantren Al Hidayat menjadi salah satu pesantren yang cukup berpengaruh dalam proses transformasi sosial dan budaya ( masyarakat menuju lebih religlus dan islami.. di nukil dari Risalah Santri EDISI V/ TAHUN II/OKTOBER-NOVEMBER 2016/ HAL91-96(Ahmad Faisol Rifqi/RRS)
Team Cyber Ansor Guntur

Komentar

Popular Posts

Kiyai Muda Harus Ikut Dirosah

Tantangan dakwah semakin luar biasa. Para kiai-kiai muda NU harus melek sosial media. Karena, ada banyak kelompok yang menggunakan media sosial sebagai bentuk provokasi dan agitasi. Tujuannya adalah melemahkan NU. Sebab dengan lemahnya NU, maka target meruntuhkan tatanan kebangsaan dalam bingkai NKRI berhasil dilakukan. Karena itu, Dirosah Kader RA menjadi ajang penggemblengan para kiai muda NU.  Mereka digembleng dalam hal loyalitas dan materi-materi dakwah dari para kiai di kalangan NU. Dan Rijalul Ansor sebagai badan semi otonom Ansor harus mampu menegasakan, bahwa berdakwah itu yang menyejukkan, yang mendinginkan dan menebarkan kedamaian.

Yen malem Jum'at wong mati balik ning omah

Diterangkan dalam I’anah At Thalibiin : ﺇﻋﺎﻧﺔ ﺍﻟﻄﺎﻟﺒﻴﻦ ‏( 142 2/ ‏) ﻭﻭﺭﺩ ﺃﻳﻀﺎ ﺇﻥ ﺃﺭﻭﺍﺡ ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ ﺗﺄﺗﻲ ﻓﻲ ﻛﻞ ﻟﻴﻠﺔ ﺇﻟﻰ ﺳﻤﺎﺀ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﺗﻘﻒ ﺑﺤﺬﺍﺀ ﺑﻴﻮﺗﻬﺎ ﻭﻳﻨﺎﺩﻱ ﻛﻞ ﻭﺍﺣﺪ ﻣﻨﻬﺎ ﺑﺼﻮﺕ ﺣﺰﻳﻦ ﺃﻟﻒ ﻣﺮﺓ ﻳﺎ ﺃﻫﻠﻲ ﻭﺃﻗﺎﺭﺑﻲ ﻭﻭﻟﺪﻱ ﻳﺎ ﻣﻦ ﺳﻜﻨﻮﺍ ﺑﻴﻮﺗﻨﺎ ﻭﻟﺒﺴﻮﺍ ﺛﻴﺎﺑﻨﺎ ﻭﺍﻗﺘﺴﻤﻮﺍ ﺃﻣﻮﺍﻟﻨﺎ ﻫﻞ ﻣﻨﻜﻢ ﻣﻦ ﺃﺣﺪ ﻳﺬﻛﺮﻧﺎ ﻭﻳﺘﻔﻜﺮﻧﺎ ﻓﻲ ﻏﺮﺑﺘﻨﺎ ﻭﻧﺤﻦ ﻓﻲ ﺳﺠﻦ ﻃﻮﻳﻞ ﻭﺣﺼﻦ ﺷﺪﻳﺪ ﻓﺎﺭﺣﻤﻮﻧﺎ ﻳﺮﺣﻤﻜﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻻ ﺗﺒﺨﻠﻮﺍ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﺗﺼﻴﺮﻭﺍ ﻣﺜﻠﻨﺎ ﻳﺎ ﻋﺒﺎﺩ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻥ ﺍﻟﻔﻀﻞ ﺍﻟﺬﻱ ﻓﻲ ﺃﻳﺪﻳﻜﻢ ﻛﺎﻥ ﻓﻲ ﺃﻳﺪﻳﻨﺎ ﻭﻛﻨﺎ ﻻ ﻧﻨﻔﻖ ﻣﻨﻪ ﻓﻲ ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺣﺴﺎﺑﻪ ﻭﻭﺑﺎﻟﻪ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﻭﺍﻟﻤﻨﻔﻌﺔ ﻟﻐﻴﺮﻧﺎ ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﺗﻨﺼﺮﻑ ﺃﻱ ﺍﻷﺭﻭﺍﺡ ﺑﺸﻲﺀ ﻓﺘﻨﺼﺮﻑ ﺑﺎﻟﺤﺴﺮﺓ ﻭﺍﻟﺤﺮﻣﺎﻥ ﻭﻭﺭﺩ ﺃﻳﻀﺎ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﻗﺎﻝ ﻣﺎ ﺍﻟﻤﻴﺖ ﻓﻲ ﻗﺒﺮﻩ ﺇﻻ ﻛﺎﻟﻐﺮﻳﻖ ﺍﻟﻤﻐﻮﺙ ﻳﻨﺘﻈﺮ ﺩﻋﻮﺓ ﺗﻠﺤﻘﻪ ﻣﻦ ﺍﺑﻨﻪ ﺃﻭ ﺃﺧﻴﻪ ﺃﻭ ﺻﺪﻳﻖ ﻟﻪ ﻓﺈﺫﺍ ﻟﺤﻘﺘﻪ ﻛﺎﻧﺖ ﺃﺣﺐ ﺇﻟﻴﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﻣﺎ ﻓﻴﻬﺎ . Ada hadits juga sesungguhnya arwahnya orang mukmin datang disetiap malam jum’at ke langit dunia dan berdiri dekat rumah mereka dan memanggil-manggil penghuni rumah dg suara yg sedih sampai 1000x “Wahai keluargaku, wahai kerabatku, wahai anakku wahai orang yg menempati rumahku