Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2019

Halal bihalal Sinambi Belajar Hukum di peringatan Harlah GP Ansor Ke-90

  ansorguntur.org/ Sabtu,27 April 2024. Dalam memperingati Harlah GP Ansor ke 90 GP Ansor Kecamatan Guntur melaksanakan giat Halal bihalal yang di barengkan dengan acara Sarasehan Hukum yang di isi oleh ahli hukum sahabat Dr. Fatkhul Mu'in,SH.,MH,CM. dengan Tema Problematika Penegakan Hukum Undang undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik di Era Disrupsi, dalam kesempatan ini di sampaikan oleh Lembaga Bantuan Hukum Surya Kusuma. "Ketika masih sanggup menjadi Pengurus bahkan menjadi ketua Ansor, jangan sampai kendor, harus gaspolll. Namun ketika sudah dirasa tidak siap, silahkan lepas dan pasrahkan baik-baik kepada yang siap. Jangan sampai organisasi ini lemah dengan teledornya para pengurus." Petikan sambutan Ketua PAC GP Ansor Guntur. Halal bihalal PAC GP Ansor Kec. Guntur di hadiri oleh Perwakilan MWC NU Kec. Guntur K. Muhsin Abdur Rohman, Para Pembina PAC GP Ansor Kec. Guntur, Sahabat

Tradisi Nyekar, Nyadran, Ziarah dan Sungkem Leluhur

Jelang Ramadhan umumnya masyarakat berbondong ke makam. Selain untuk mendoakan para pendahulu, kegiatan ini juga sebagai sarana pendidikan rohani menghadapi bulan suci Ramadhan. Dalam hal ini kita mengenal istilah Nyekar. Apa itu nyekar? Kita simak penjelasan dari Ensiklopedi Nahdlatul Ulama berikut ini Tradisi ziarah atau kunjungan ke makam di kalangan masyarakat Muslim Jawa. Berbeda dengan tradisi ziarah yang ditujukan kepada tokoh-tokoh ulama atau wali yang dianggap keramat, sebagai penghormatan dan upaya mengambil berkah, subjek ziarah dalam nyekar ini umumnya adalah makam leluhur keluarga: kakek-nenek, orang-tua, dan saudara. Nyekar berasal dari kata Jawa sekar yang berarti kembang atau bunga. Dalam praktiknya, memang ziarah ini melibatkan penaburan bunga di atas makam yang dikunjungi. Bahkan sebagian masyarakat ada yang menyertakan dupa dan kemenyan. Tetapi aspek ritual yang terakhir ini, belakangan ini sudah jarang dilakukan, meski tidak berarti hilang sama sekali. Di d

Materi PKD & Diklatsar Amaliyah dan Tradisi Keagamaan NU

AMALIYAH DAN  TRADISI KEAGAMAAN NU Oleh KH. Tamim Romly ( Ketua MWC NU Kec. Guntur ) Nahdlatul ulama sebagai organisasi sosial keagamaan yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap gerakan kebangsaan dan kemanusiaan hal ini karena NU menampilkan Islam ahlussunnah wal jamaah Aswaja ke dalam tiga pilar ukhuwah yaitu ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, ukhuwah insaniyah. Konsep jam'iyah Nahdlatul ulama adalah mengembangkan ukhuwah Islamiyah sampai pada dimensi ukhuwah wathoniyah dengan landasan iman ini ukhuwah wathoniyah solidaritas kebangsaan terbukti menjadi faham kebangsaan yang sangat kuat yang selama ini kita kenal. Nasionalisme religius yaitu nasionalisme yang disinari agama yang kuat, NU dalam tatanan kehidupan sehari-hari selalu mengedepankan konsep dimensi Ihsan yang diwujudkan dalam Aswaja yaitu bentuk dan pola keagamaan yang tawassuth (moderat), tawazun (keseimbangan), tasamuh (toleran) dan I’tidal (jalan tengah) sehingga umat Isl