Dhawuh MbahYai Rais Syuriah PWNU Jawa Tengah dalam Lailatul Ijtima' di Ranting NU Desa Gaji Guntur Kab. Demak, hari Ahad 02 Januari 2022
Oleh: Afif Ahmeed Muslih ( Warga NU Ranting Desa Gaji- Guntur-Demak Jawa Tengah)
Alhamdulillah, kegiatan rutin Lailatul Ijtima' Nahdlatul Ulama Ranting Desa Gaji , Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak Jawa tengah, telah dihadiri oleh Rois Syuriah PWNU Jateng , Romo KH.Ubaidillah Shodaqoh. Dan Beliau berkenan memberikan tausiyah dan pesan-pesan yang bisa dijadikan sebagai acuan dan arahan kepada kita dalam berkhidmah dengan maksimal, tepat guna dan sasaran.
Berikut adalah pesan-pesan Beliau yang bisa kami catat.
"Wong Demak kui abot sanggane" , sejarah mencatat bahwa pada abad ke-16 lahir kerajaan Demak dan dalam masa hampir 40 tahun dengan dimotori oleh Walisongo seluruh Jawa dapat diislamkan, sanggup atau tidak begitulah faktanya menjadi orang Demak. Kemudian dari Demak inilah lahir dan muncul para penyebar agama Islam hingga ke pelosok-pelosok daerah, semangat penyebaran Islam dimulai dari Demak dan Demak adalah pusat pergerakan Islam.
Ulama sebagai pewaris para Nabi itu diutus oleh Allah SWT turun di berbagai sektor tidak hanya ngaji di pesantren saja.Sebab sebagai pewaris para nabi, para Nabi itu mewariskan multi keilmuan.
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلاَ دِرْهَمًا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
"Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Sungguh para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Sungguh mereka hanya mewariskan ilmu maka barangsiapa mengambil warisan tersebut ia telah mengambil bagian yang banyak". (HR. Abu Dawud no. 3641).
Nabi Muhammad Saw mewariskan semua ilmu, Nabi isa as ahli di bidang pengobatan, Nabi musa ahli di bidang ilmu kanuragan dan ahli suwuk, Nabi Sulaiman ahli di bidang politik dan tata pemerintahan yang melahirkan Senopati-senopati.
Ulama adalah orang yang sudah purna, purna moral dan ilmu. Sudah tidak mementingkan dirinya sendiri kalau sudah diamanati ngurusi NU, ngurusi umat.
Tidak boleh menjadikan "Jabatan NU" sebagai batu loncatan untuk meraih jabatan di pemerintahan, sudah tidak Maqomya. Maqomnya adalah mengurus umat untuk sa'adatut dun'ya wal ukhro, bagaimana umat khususnya Nahdliyyin dan Nahdliyyat bisa mencapai kesuksesan dunia dan akhiratnya.
Diprediksi dalam jangka 15 - 20 tahun ke depan perang tidak lagi bertujuan untuk mencari minyak dan energi , seperti yang terjadi Amerika melakukan ekspansi ke iraq, suriah dan negara arab lainnya. Tapi yang dituju adalah bahan makanan, akibat faktor perubahan iklim. Di Eropa dan Amerika musim dingin minus 15 derajat Celcius ,musim panas mencapai 50 derajat Celcius, sehingga menyebabkan gagal panen.
Menanam Ketela sampai 18 bulan baru bisa panen, foul atau kacang-kacangan yang menjadi makanan pokok di arab impor dari sudan Afrika, karena biaya pupuk/mes yang tinggi akhirnya gagal mencapai target ekonomi ( tidak cucuk; jawa). Sehingga
akhirnya mereka akan beramai-ramai membawa bibit dari Nusantara, dan Indonesia yang diberkahi dengan kekayaan alam melimpah ruah harus siap-siap dengan perkembangan ini.
Nusantara harus disyukuri, Demak sebagai lumbung padi harus dijaga, tidak boleh latah dirusak alamnya. NU harus menyiapkan generasi muda sebagai pewaris alam.
Lazisnu Cilacap dapat mengumpulkan1,5 Milyar per-bulan melalui gerakan koin NU, sebuah gerakan membangun ekonomi yang dimulai dari bawah. Mereka sudah mempunyai petugas 1700 an orang.Tiap bulan maksimal 800 juta yang tersalurkan untuk kegiatan sosial, menyantuni janda, fakir miskin, memperbaiki tempat tinggal yang tidak layak, beasiswa anak sekolah dan santri yang mondok di pesantren dll. Masih sisa 600 jutaan , akhirnya di alokasikan untuk membuat buat kantor NU yang megah , dan karena hanya dibuat kegiatan mingguan untuk banom-banom NU , karena kantor banyak Jam kosong akhirnya dibuat klinik.
Demak kalau mau buat Rumah sakit yang bertingkat berapa lah, sebenarnya mudah sekali, kalau gerakan koin NU dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Koin NU harus dialokasikan untuk Khidmah kepada masyarakat atau program pelayanan publik, misal pendidikan, pekerjaan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi dll. Jangan membuat buat program awur-awuran yang tidak sesuai kebutuhan masyarakat.
Warga NU Jateng yang sudah terdata mencapai 4,5 juta jiwa. Dari Jumlah tersebut warga NU yang lulus MI/SD adalah 25 % dan menjadi buruh pabrik. 20 % lainnya juga menjadi buruh pabrik, 20 % lagi menjadi petani. Jumlah duda sekitar 43 ribu jiwa, sedang jumlah janda sekitar 155 ribu. Ini harus difikirkan.
Jadi program harus mengarah kepada pembinaan buruh kerja, pendidikan anak tidak mampu , beasiswa pondok pesantren, santunan fakir miskin, janda, semuanya dibiayai oleh NU melalui gerakan koin NU. Itu hararapan dan target utamanya.
Kalau kantor NU sudah baik jangan sampai tidak ngopeni umat , kalau tidak siap za mundur saja. Jadi Pengurus NU tugasnya memang berat , tapi saya heran kok sama rebutan, hehe.
Saya mengurusi pertanian sebagai wujud mengamalkan hasil Bahsul Masa'il, Bahsul Masa'il sudah banyak dilakukan oleh para Kiai. Bagaimana pupuk bisa murah agar bisa zakat bisa terjangkau, karena biaya pupuk tidak mengurangi zakat. Inilah tantangan yang nyata.
Di Purbalingga ada rumah dibantaran kali, kepala keluarga meninggal dan meninggalkan janda dengan dua anak, saya bilang NU di daerah itu dibubarkan saja kalau tidak bisa ngurusi mencarikan tempat tinggal bagi janda tersebut.
Pengurus NU harus jeli terhadap warganya mana yang membutuhkan. Kiai itu za wiridan, istighosah, tahlilan, tawassulan ziaroh Walisongo, tapi kalau jadi pengurus NU harus mengurusi umat, itulah ibadahnya ulama NU . Dan NU bukan hanya tahlilan saja.
NU itu besar , tidak ada organisasi dengan jumlah jama'ah yang lebih besar daripada NU , harapan saya jangan sampai mengajukan proposal , karena NU itu besar, Sehingga harus berbuat sesuatu bukan meminta sesuatu.
Bila terjadi ketimpangan sosial, ekonomi, di masyarakat, maka yang dihisab pertama kali adalah pengurus NU, bukan pejabat, karena "nasbul imam" ( mewujudkan pemerintahan) itu kewajiban ulama.
Pejabat bila tidak mampu mengurusi rakyat, karena mental korup, suka memotong dan menyelewengkan anggaran, sehingga mengakibatkan pembangunan menjadi terbengkalai dan rakyat menjadi telantar, maka tugasnya pindah kepada ulama.
Tanggung jawab ulama lebih besar dari pejabat.
Simak pernyataan Imam Al-Juwaini ;
يقول الإمام الجوينيِّ: «فإذا شغر الزمان عن الإمام وخلا عن سلطان ذي نجدة وكفاية ودراية، فالأمور موكولة إلى العلماء، وحق على الخلائق على اختلاف طبقاتهم أن يرجعوا إلى علمائهم، ويصدروا في جميع قضايا الولايات عن رأيهم، فإن فعلوا ذلك، فقد هدوا إلى سواء السبيل، وصار علماء البلاد ولاة العباد»
"Imam Al-Juwaini berkata : Saat masa itu terbengkalai dari sosok pemimpin, dan krisis dari kepemimpinan yang mempunyai kecerdasan, kecakapan dan pengetahuan yang mumpuni. Maka semua urusan diserahkan kepada ulama, dan wajib bagi masyarakat dengan berbagai latar belakangnya untuk merujuk kepada Ulama'- nya, dan mengeluarkan kebijakan yang menyangkut persoalan kekuasaan berdasarkan pemikiran para ulama. Bila mereka (rakyat) melaksanakan hal itu, maka mereka telah mendapat petunjuk ke jalan yang lurus. Dan ulama suatu negeri adalah pemimpin umat."
Warga NU yang tidak menjadi pengurus harus mendukung program NU.
Di Brebes terdapat daerah penghasil kentang dan bawang merah yang berlimpah, taraf kehidupannya tinggi, rumahnya bagus -bagus tapi prestasi dan tingkat kecerdasan anak-anak mereka termasuk rendah . Setelah diteliti ternyata pertanian mereka terlalu berlebihan menggunakan bahan kimia, akhirnya mereka kembali menggunakan pupuk alamiah.
Kedung Tuban Blora , para petani tidak membeli pupuk, mereka punya sapi empat ekor yang kotorannya dapat mencukupi sawah satu hektar , dan kualitas panennya lebih enak dan menyehatkan.
Kiai NU dulu ahli pertanian, seperti bapak saya itu dulu hasil panen terongnya bagus, sehingga banyak yang ngaji tentang pertanian kepada bapak saya. Dan pula
Kerentanan penyakit disebabkan karena penggunaan bahan kimia.
Peran LPBI-NU ( Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama) harus difungsikan untuk menghadapi tantangan perubahan iklim global.
Anak- anak NU yang jadi dokter, perawat dan kerja di RS Muhammadiyah yang syaratnya harus punya Karta-Mus jangan disalahkan, karena kita tidak punya Rumah sendiri yang bisa menampung mereka. Oleh karena itu, koin NU harus dimanfaatkan untuk membuat klinik sehingga bisa menampung mereka dan ada pengobatan gratis untuk warga NU, itulah harapannya.
NU dibuat dengan segala banomnya untuk mengurusi semua hal yang tidak bisa urus oleh kiai, kalau yang ngurus kiai maka kiai kapan ngajinya.
NU tingkat Ranting, MWC dan PCNU adalah ujung tombak. Karena mereka, melalui koin NU, adalah ujung tombak dan penyangga utama tiap kali pengurus NU Wilayah maupun Pusat menyelenggarakan hajat di daerah mereka.
Jadi yang penting adalah NU yang berada di daerah, percuma bila PBNU kaya tapi ranting mati. Maka NU jadi macan ompong.
Mental santri harus diperkuat untuk Khidmah di NU khususnya di bidang pendidikan pondok pesantren, walaupun mereka punya ijazah formal.
80% warga NU berpenghasilan dibawah satu juta perbulan, kisaran 700 ribu. Kecuali Kudus , sesuai data Warga NU kudus rata-rata berpenghasilan 1,5 juta perbulan. Ini harus menjadi perhatian pengurus NU.
Kang-kang Ansor Banser yang berpenampilan gagah-gagah, sebenarnya mereka kesulitan untuk membeli rokok sebungkus sehari. Tapi mereka sanggup untuk ngepam semalam dan ikut jatah makan terakhir nunggu sisa. Ini semua dilakukan semata hanya untuk bisa bersama dan gandulan sarungnya para ulama muassis NU.
Terakhir, Mugi - mugi kito saget sabar, Istiqomah, benjang wonten Yaumil Mahsyar saget sareng Mbah Hasyim Asy'ari.
Amiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiin
👍👍👍👍
BalasHapus