Langsung ke konten utama

Gugah Semangat Anggota Satkoryon Banser Guntur Agendakan Apel Kesetiaan Anggota

  Guntur, ansorguntur.org - Dalam rangka membangun kekompakan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Pimpinan Satkoryon Banser Kecamatan Guntur menggelar Apel Kesetiaan Anggota dan sebagai rutinan setiap malam Jum'at Kliwon, yang terjadwal secara Bergantian tempat pelaksanaannya di Maqbaroh Simbah Romo KH. Misbachul Munir Krasak dan Maqbaroh Romo Yai Imam Sholeh Temuroso Guntur Demak. Untuk giat Apel Kesetiaan Anggota kali ini digelar di makam Romo Yai Imam Sholeh Krasak Temuroso Guntur Demak pada Kamis, (18/01/2024) malam. Informasi yang dihimpun tim IPTEK PAC GP Ansor Guntur hadir dalam kegiatan tersebut jajaran Pengurus Satkoryon Banser Kecamatan Guntur, pengurus PAC GP Ansor Guntur, diantaranya Ketua PAC GP Ansor M. Choirul Huda S.Ag., Kasatkoryon Banser Guntur M. Badrussalam, S.Pd.I, Pembina PAC GP Ansor Kec. Guntur Beliau Gus Ulin Nuha Yang pada kesempatan tersebut memberikan motivasi kepada seluruh anggota Banser, Ansor, Rijalul Ansor di wilayah Kec. Guntur.  Turut Hadir juga Pemb

Materi PKD & Diklatsar Amaliyah dan Tradisi Keagamaan NU



AMALIYAH DAN 
TRADISI KEAGAMAAN NU

Oleh KH. Tamim Romly
( Ketua MWC NU Kec. Guntur )

Nahdlatul ulama sebagai organisasi sosial keagamaan yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap gerakan kebangsaan dan kemanusiaan hal ini karena NU menampilkan Islam ahlussunnah wal jamaah Aswaja ke dalam tiga pilar ukhuwah yaitu ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, ukhuwah insaniyah.


Konsep jam'iyah Nahdlatul ulama adalah mengembangkan ukhuwah Islamiyah sampai pada dimensi ukhuwah wathoniyah dengan landasan iman ini ukhuwah wathoniyah solidaritas kebangsaan terbukti menjadi faham kebangsaan yang sangat kuat yang selama ini kita kenal.


Nasionalisme religius yaitu nasionalisme yang disinari agama yang kuat, NU dalam tatanan kehidupan sehari-hari selalu mengedepankan konsep dimensi Ihsan yang diwujudkan dalam Aswaja yaitu bentuk dan pola keagamaan yang tawassuth (moderat), tawazun (keseimbangan), tasamuh (toleran) dan I’tidal (jalan tengah) sehingga umat Islam bisa memahami tentang rukun Islam rukun iman yang sesuai dasar-dasar yang semestinya harus dipahami juga.



Berperan aktif untuk ikut serta berkiprah memahamkan ajaran paham Aswaja di tengah-tengah masyarakat sehingga terciptanya wawasan pengetahuan yang berlandaskan akhlakul karimah untuk mempertahankan tradisi tradisi kejayaan Islam Ahlussunnah wal jamaah dalam kehidupan bermasyarakat yang penuh Rahmah.

sebuah realitas yang tidak terbantahkan bahwa mayoritas umat Islam Indonesia sejak dulu hingga sekarang menganut faham ahlussunnah wal jamaah dengan mengikuti madzhab Asy-Syafi'i dalam bidang fiqih.


Kita semua sepakat dai yang menyebarkan agama Islam ke Nusantara khususnya di pulau Jawa adalah wali songo karena itu dapat disimpulkan bahwa wali songo adalah penganut dan penyebar Aswaja.

Fakta sejarah yang tak terbantahkan bahwa paham Aswaja masuk ke Indonesia dan bisa merubah paham keagamaan yang telah berkembang terlebih dahulu.

Kata sunan adalah sebutan para tokoh dai Islam di Jawa. Nasab mereka bersambung sampai pada nabi Muhammad SAW. Tokoh-tokoh yang menyebarkan Mazhab Syafi'i di Indonesia khususnya di Jawa yakni Maulana Malik Ibrahim, Maulana Ishaq, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Giri dan lain-lain. Bahkan Sunan Giri merupakan lambang pemersatu bangsa Indonesia yang dirintis sejak abad ke-15 Masehi.



Jika Patih Gajah Mada dipandang sebagai pemersatu Nusantara melalui kekuatan politik dan militernya maka Sunan Giri menjadi pemersatu melalui ilmu dan pengembangan pendidikan sejarah kebangkitan Islam.

Bukti lain yang menegaskan bahwa Walisongo penganut paham Aswaja adalah ritual keagamaan yang dilaksanakan secara turun-temurun tanpa ada perubahan terutama di masjid masjid besar yang didirikan oleh wali songo.

Semisal Masjid Sunan Ampel Surabaya, Masjid Agung Demak dan sebagainya. Semua merupakan cerminan dari ritual ibadah yang dilaksanakan golongan Aswaja. Misalnya adzan Jumat 2 kali dikumandangkan, pada bulan Romadhon dilaksanakan salat tarawih secara berjamaah 20 rokaat sebulan penuh.

Kemudian antara setiap 2 rakaat diselingi pembacaan tarodhi kepada khalifah yang ke-4. Sebelum subuh dibacakan tarhim sebagai persiapan melaksanakan Salat Subuh. Sudah barang tentu hanya orang-orang yang memiliki paham Aswaja yang melaksanakan hal tersebut sehingga semakin menegaskan bahwa Wali Songo adalah penganut paham Aswaja.

Wali Songo mengembangkan agama Islam dengan menggunakan produk-produk kebudayaan lokal. proses islamisasi seperti itu ternyata sangat damai dan indah sehingga untuk mewujudkan masyarakat Islam hampir tidak ada darah tercecer setetespun. Lihat saja tradisi pendidikan pesantren tradisi menghargai kyai, tradisi ziarah kubur dan lain sebagainya. Itu tradisi dan budaya lokal yang dikelola dengan baik tetapi rohnya tetap Islam. NU sangat menghormati para wali yang telah mengembangkan agama Islam dengan semangat perdamaian.

Sunan Kalijaga putra tumenggung Wilatikta Adipati Tuban adalah seorang wali yang dapat mendengar desir hati dan lantunan jiwa masyarakatnya. Dalam menyebarkan agama Islam tembang ilir-ilir adalah karya Sunan Kalijaga yang terkenal di kalangan masyarakat Jawa dakwahnya beliau selalu menggunakan cara-cara orang Jawa yang mudah dimengerti oleh setiap orang. Itulah produk-produk budaya lokal yang dilibatkan dalam dakwah Islam.

Sikap warga Nahdliyin terhadap budaya lokal harus senantiasa merujuk kepada kita NU. Islam adalah agama yang Fitrah yang bersifat menyempurnakan segala kebaikan yang telah dimiliki umat manusia di berbagai belahan dunia.

Jadi hal-hal yang baik atau nilai-nilai luhur harus dilestarikan jangan diruntuhkan. NU itu berusaha melestarikan dan mengembangkan serta mengamalkan ajaran Islam yang berhaluan Aswaja. Bersatunya para alim ulama dan para pengikutnya dalam melakukan kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan kemaslahatan pada masyarakat sehingga terbangun masyarakat yang terampil cerdas berakhlak, terciptanya negara aman tentram adil sejahtera.

Tak henti-hentinya kelompok minhum menyalahkan Amaliah Aswaja khususnya di Indonesia salah satu yang paling sering juga mereka fitnah adalah tahlilan yang menurutnya tidak berdasarkan dalil bahkan dianggap rujukan dari ajaran Hindu untuk itu semua amalan tahlilan pada hakikatnya berdasar pada

 

Rasulullah saw bersabda: "Doa dan shodaqoh yang dihadiahkan kepada mayyit." Umar berkata: "Shodaqoh setelah kematian maka pahalanya sampai tiga hari dan shodaqoh dalam tiga hari akan tetap kekal pahalanya sampai tujuh hari, dan shodaqoh tujuh hari akan kekal pahalanya sampai 25 hari dan dari pahala 25 sampai 40 harinya akan kekal hingga 100 hari dan dari 100 hari akan sampai kepada satu tahun dan dari satu tahun sampailah kekalnya pahala itu hingga 1000 hari."


“Dari Sufyan berkata: Thawus berkata: “Sesungguhnya orang yang mati akan diuji di dalam kubur selama tujuh hari, karena itu mereka (kaum salaf) menganjurkan sedekah makanan selama hari-hari tersebut.”

 

Artinya Ada dua 2,  seorang mukmin dan seorang munafik memperoleh fitnah kubur adapun seorang mukmin memakai fitnah selama 7 hari sedangkan seorang munafik disiksa selama 40 hari.


Dan ada dasar-dasar yang akhirat selain ini. kesimpulannya adalah warga NU melaksanakan Amaliah dan tradisi keagamaan itu semua berdasar Al Quran Hadis ijma' qiyas sehingga beribadah bisa benar dan sempurna yang tidak menyimpang dari koridor hukum yang baku dan tidak lepas dari kutubul mu'tabaroh dan selalu berdasar juga dari petunjuk dan fatwa dari ulama NU.

Pemikiran harus sesuai dengan fitrah An-nahdliyah sehingga dalam bernegara mengedepankan nasionalisme religius yaitu berjiwa nasional yang disinari dengan agama yang kuat sehingga mampu memahami kebenaran dan membelanya yang lepas dari pembelaan gerakan gerakan khilafah di bumi Nusantara ini.

Gerakan harus sesuai harokah nahdliyyah yaitu selalu berpedoman pada kegiatan sebagai jawaban terhadap kebutuhan di masa sekarang dan yang akan datang demikian akan selalu berpartisipasi secara aktif dan kreatif yang berdasarkan prinsip melestarikan nilai-nilai luhur dari para pendahulu kita di jami'ah.



Mengapa ajaran Aswaja NU sangat diterima karena pendekatan paham Aswaja ke dalam masalah-masalah sosial politik berdasarkan pada penguat aspek moral dan maslahah atau kepentingan umum juga aqidah yang berakar pada ajaran sunnah nabi juga memiliki akar kesejarahan yang kokoh dalam menjaga tradisi dan budaya nusantara sehingga sulit di goyah ini adalah pesan yang disampaikan wujud kebenaran otentik yang tidak terkalahkan. Aamiin.

(Ali Asegaf)

Komentar

Popular Posts

Kiyai Muda Harus Ikut Dirosah

Tantangan dakwah semakin luar biasa. Para kiai-kiai muda NU harus melek sosial media. Karena, ada banyak kelompok yang menggunakan media sosial sebagai bentuk provokasi dan agitasi. Tujuannya adalah melemahkan NU. Sebab dengan lemahnya NU, maka target meruntuhkan tatanan kebangsaan dalam bingkai NKRI berhasil dilakukan. Karena itu, Dirosah Kader RA menjadi ajang penggemblengan para kiai muda NU.  Mereka digembleng dalam hal loyalitas dan materi-materi dakwah dari para kiai di kalangan NU. Dan Rijalul Ansor sebagai badan semi otonom Ansor harus mampu menegasakan, bahwa berdakwah itu yang menyejukkan, yang mendinginkan dan menebarkan kedamaian.

Yen malem Jum'at wong mati balik ning omah

Diterangkan dalam I’anah At Thalibiin : ﺇﻋﺎﻧﺔ ﺍﻟﻄﺎﻟﺒﻴﻦ ‏( 142 2/ ‏) ﻭﻭﺭﺩ ﺃﻳﻀﺎ ﺇﻥ ﺃﺭﻭﺍﺡ ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ ﺗﺄﺗﻲ ﻓﻲ ﻛﻞ ﻟﻴﻠﺔ ﺇﻟﻰ ﺳﻤﺎﺀ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﺗﻘﻒ ﺑﺤﺬﺍﺀ ﺑﻴﻮﺗﻬﺎ ﻭﻳﻨﺎﺩﻱ ﻛﻞ ﻭﺍﺣﺪ ﻣﻨﻬﺎ ﺑﺼﻮﺕ ﺣﺰﻳﻦ ﺃﻟﻒ ﻣﺮﺓ ﻳﺎ ﺃﻫﻠﻲ ﻭﺃﻗﺎﺭﺑﻲ ﻭﻭﻟﺪﻱ ﻳﺎ ﻣﻦ ﺳﻜﻨﻮﺍ ﺑﻴﻮﺗﻨﺎ ﻭﻟﺒﺴﻮﺍ ﺛﻴﺎﺑﻨﺎ ﻭﺍﻗﺘﺴﻤﻮﺍ ﺃﻣﻮﺍﻟﻨﺎ ﻫﻞ ﻣﻨﻜﻢ ﻣﻦ ﺃﺣﺪ ﻳﺬﻛﺮﻧﺎ ﻭﻳﺘﻔﻜﺮﻧﺎ ﻓﻲ ﻏﺮﺑﺘﻨﺎ ﻭﻧﺤﻦ ﻓﻲ ﺳﺠﻦ ﻃﻮﻳﻞ ﻭﺣﺼﻦ ﺷﺪﻳﺪ ﻓﺎﺭﺣﻤﻮﻧﺎ ﻳﺮﺣﻤﻜﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻻ ﺗﺒﺨﻠﻮﺍ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﺗﺼﻴﺮﻭﺍ ﻣﺜﻠﻨﺎ ﻳﺎ ﻋﺒﺎﺩ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻥ ﺍﻟﻔﻀﻞ ﺍﻟﺬﻱ ﻓﻲ ﺃﻳﺪﻳﻜﻢ ﻛﺎﻥ ﻓﻲ ﺃﻳﺪﻳﻨﺎ ﻭﻛﻨﺎ ﻻ ﻧﻨﻔﻖ ﻣﻨﻪ ﻓﻲ ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺣﺴﺎﺑﻪ ﻭﻭﺑﺎﻟﻪ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﻭﺍﻟﻤﻨﻔﻌﺔ ﻟﻐﻴﺮﻧﺎ ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﺗﻨﺼﺮﻑ ﺃﻱ ﺍﻷﺭﻭﺍﺡ ﺑﺸﻲﺀ ﻓﺘﻨﺼﺮﻑ ﺑﺎﻟﺤﺴﺮﺓ ﻭﺍﻟﺤﺮﻣﺎﻥ ﻭﻭﺭﺩ ﺃﻳﻀﺎ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﻗﺎﻝ ﻣﺎ ﺍﻟﻤﻴﺖ ﻓﻲ ﻗﺒﺮﻩ ﺇﻻ ﻛﺎﻟﻐﺮﻳﻖ ﺍﻟﻤﻐﻮﺙ ﻳﻨﺘﻈﺮ ﺩﻋﻮﺓ ﺗﻠﺤﻘﻪ ﻣﻦ ﺍﺑﻨﻪ ﺃﻭ ﺃﺧﻴﻪ ﺃﻭ ﺻﺪﻳﻖ ﻟﻪ ﻓﺈﺫﺍ ﻟﺤﻘﺘﻪ ﻛﺎﻧﺖ ﺃﺣﺐ ﺇﻟﻴﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﻣﺎ ﻓﻴﻬﺎ . Ada hadits juga sesungguhnya arwahnya orang mukmin datang disetiap malam jum’at ke langit dunia dan berdiri dekat rumah mereka dan memanggil-manggil penghuni rumah dg suara yg sedih sampai 1000x “Wahai keluargaku, wahai kerabatku, wahai anakku wahai orang yg menempati rumahku

Sejarah PonPes Al Hidayat Krasak Temuroso Guntur

Di saat pesantren salaf berbondong bondong memasukkan kurikulum umum ke dalam pendidikan di pesantrennya, Pondok Pesantren Hidayat yang terletak di Dukuh KrasakTemuroso Kecamatan Guntur Kabupaten Demak sama sekali  tidak goyah untuk tetap eksis dan fokus dalam mendidik santri santrinya dengan menggunakan metode pendidikan salaf.  Keberadaan PP. Al Hidayat sampai saat ini dengan kesalafannya tidak lepas dan merupakan buah perjuangan tidak kenal Ielah dan pengasuhnya KH. Mishbachul Munir Al Mubarak.  Sejarah dan Profil PP. Al Hidayat  Sejarah bukanlah suatu cerita lama yang usang  dan ditinggalkan karena tergerus oleh zaman. Akan tetapi, sejarah adalah prasasti yang sangat penting dalam suatu perjuangan dan menjadi cermin bagi generasi penerus yang bukan hanya untuk dikenang melainkan juga untuk diteruskan perjuangan-nya serta diteladani semangat juangnya. Begitu pula Pondok Pesantren Al Hidayat. Gus Dlowi (panggilan akrab KH. Achmad Baidlowi;