Langsung ke konten utama

Gaji Bersholawat & Pelantikan GP Ansor Ranting Gaji

  ansorguntur.org (24/12/2022) Dengan rangkaian Gaji Bersholawat, Pimpinan Ranting Gerakan Pemuda Ansor Desa Gaji melaksanakan Pelantikan GP Ansor Ranting Gaji Kecamatan Guntur Kabupaten Demak Masa Khidmat 2022-2024, kegiatan ini berlangsung mewah dan besar, di selenggarakan di Gedung Nahdlatul Ulama Desa Gaji, pada hari Sabtu, 24 Desember 2022. Kegiatan Gaji Bersholawat yang berlangsung bersamaan dengan Pelantikan ini di hadiri oleh KH Miftahul Kharis,AH. selaku Rois Syuriah NU Ranting Gaji, dan KH Muhammad Jazuli Selaku Ketua Tanfidziyah NU Ranting Gaji, Pelantikan GP Ansor Ranting Gaji ini juga di hadiri oleh Kepala Desa Gaji, Koramil, Polsek Guntur, Para Sesupuh di wilayah Desa Gaji, Semua Banom NU Desa Gaji, Sahabat Ansor, Rijalul Ansor, Dan Banser dari Luar Ranting Gaji di wilayah Kecamatan Guntur Kabupaten Demak. Pelantikan Pimpinan Ranting GP Ansor Desa Gaji Sahabat Mashuri S.Pd.i Beserta Jajarannya akan pimpin oleh Gus Ahmad Zaky Dan di Dampingi Oleh Sahabat M. Choirul Huda se

Alim Munafik Lebih Berbahaya dan Berat Siksanya dari pada Orang Kafir


Alim Munafik Lebih Berbahaya
dan Berat Siksanya 
dari pada Orang Kafir
oleh KH. Agus Baidlowi Misbah
Rutinan malam Jum'at Kliwon Satkoryon Banser Guntur

Di era keterbukaan informasi, orang munafik justru menampakan diri secara terang-terangan. Mereka menggunakan atribut-atribut keislaman, didapuk sebagai representasi ormas Islam, namun pemikiran jauh dari Islam, bahkan mendekati kekafiran. Mereka tidak hanya dari kalangan miskin ilmu, bahkan mereka intelektual dan cendekiawan Muslim, namun mereka mencampurkan yang haq dengan yang bathil, memelintir dalil-dalil, dan mengolah kata-katanya sehingga tampak benar.

Orang-orang munafik ini pun mengaku dirinya yang paling Islam, padahal tidak, tujuannya adalah menipu umat Islam. Ketika umat Islam sudah terbius dengan penampilan mereka, mereka mulai menampakan pemikiran-pemikiran aneh dan menyimpang kepada masyarakat. Jurus andalan mereka adalah kepandaian mereka dalam berbicara, berdebat dan berargumen.

Keberadaan orang munafik sangat membahayakan, potensinya akan membawa umat kepada penyimpangan dan hancurnya Islam dari dalam. Dalam kehidupan, mereka tampak seperti saudara namun dalam pemikirannya mereka memusuhi Islam dan mengkhianati Islam. Apapun yang mereka ucapkan tidak lain karena motivasi duniawi atau pesanan dari pemilik kekuasaan.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam sangat mengkhawatirkan keberadaan orang-orang munafik ini, para pembual yang pandai mengolah kata dan pandai berbicara. Beliau bersabda :
إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي كُلُّ مُنَافِقٍ عَلِيمِ اللِّسَانِ
“Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takuti menimpa umatku, adalah setiap munafik yang pandai bicara (bersilat lidah).” (HR. Ahmad no. 143)
Senada dengan itu, suatu ketika Umar bin al-Khattab radhiyallahu ‘anhu naik mimbar kemudian berpidato :
 إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَى هَذِهِ الْأُمَّةِ الْمُنَافِقُ الْعَلِيمُ ، قِيلَ : وَكَيْفَ يَكُونُ الْمُنَافِقُ عَلِيمٌ ؟ قَالَ : عَالِمُ اللِّسَانِ، جَاهِلُ الْقَلْبِ وَالْعَمَلِ
“Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan terhadap umat ini adalah orang pintar yang munafik. Para sahabat bertanya: Bagaimana bisa seseorang itu menjadi munafik yang pintar? Umar radhiyallahu ‘anhu menjawab: “Yaitu orang yang pandai berbicara (bak seorang alim), tapi hati dan perilakunya jahil”. (Ihya Ulumuddin, hlm. 1/59)

Adapun maksud dari ‘Alimul Lisan (pandai bicara) adalah mereka mempergunakan kepandaian agamanya mempengaruhi manusia, menggunakan dalil-dalil tapi tidak mengamalkannya, banyak berkata-kata sesuai pesanan yang membayarnya dan memperindah perkataannya untuk menarik masa sebanyak-banyaknya. Al-Imam Muhammad Al-Munawi rahimahullah menjelaskannya untuk menerangkan hadist di atas:
(عليم اللسان) أي عالم للعلم منطلق اللسان به، لكنه جاهل القلب فاسد العقيدة، يغر الناس بشقشقة لسانه، فيقع بسبب تباعه خلق كثير في الزلل
“Yang dimaksud dengan “’alim lisannya” yaitu dia ‘alim terhadap ilmu dan lisannya lugas menyampaikan ilmu, akan tetapi jahil (bodoh) hatinya lagi rusak akidahnya, dia menipu manusia dengan kefasihan lidahnya, sehingga banyak orang tersesat karena mengikutinya.” (Faidhul Qadir, 1/221)

Dalam surat an nisa' ayat 145-146 Allah berfirman :

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا إِلا الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَاعْتَصَمُوا بِاللَّهِ وَأَخْلَصُوا دِينَهُمْ لِلَّهِ فَأُولَئِكَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ وَسَوْفَ يُؤْتِ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ أَجْرًا عَظِيمًا

Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka . Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka. Kecuali orang-orang yang bertobat dan memperbaiki diri dan berpegang teguh pada (agama) Allah serta dengan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah Maka mereka itu bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan pahala yang besar kepada orang-orang yang beriman.

- kitab tafsir ibnu katsir (2/442) :

ثم أخبر تعالى : ( إن المنافقين في الدرك الأسفل من النار ) أي : يوم القيامة ، جزاء على كفرهم الغليظ .

Firman Allah : " sesungguhnya orang-oran munafiq itu ditempatkan pada tingkatan paling bawah dari neraka "maksudnya kelak di hari kiamat, itu sebagai balasan atas KEKUFURAN mereka yang tebal.

- kitab tafsir al qurtuby dalam tafsir surat an nisa' ayat 145 :

فالمنافق في الدرك الأسفل وهي الهاوية ؛ لغلظ كفره وكثرة غوائله وتمكنه من أذى المؤمنين .

Maka orang munafik berada dalam tingkatan neraka paling bawah yaitu neraka hawiyah sebab tebalnya KEKUFURANnya, banyak kejahatannya dan pengaruhnya dari menyakiti muslimin.

- kitab tafsir al baghowy (2/303) :

( إلا الذين تابوا ) من النفاق وآمنوا ( وأصلحوا ) عملهم ( واعتصموا بالله ) وثقوا بالله ( وأخلصوا دينهم لله ) أراد الإخلاص بالقلب ، لأن النفاق كفر القلب ، فزواله يكون بإخلاص القلب ،

Firman Allah : (kecuali orang-orang yang bertaubat ) dari kemunafikannya dan beriman ( dan memperbaiki ) amalan mereka (dan berpegang teguh pada Allah ) dan bertaqwa kepada Allah ( serta tulus ikhlas menjalankan agama karena Allah ) maksudnya ikhlas dengan hati, karena kemunafikan adalah KUFUR qolby, maka hilangnya kemunafikan adalah dengan ikhlasnya hati .

- kitab tafsir al kabir :

المسألة الرابعة : لما كان المنافق أشد عذابا من الكافر لأنه مثله في الكفر ، وضم إليه نوع آخر من الكفر ، وهو الاستهزاء بالإسلام وبأهله ، وبسبب أنهم لما كانوا يظهرون الإسلام يمكنهم الاطلاع على أسرار المسلمين ثم يخبرون الكفار بذلك فكانت تتضاعف المحنة من هؤلاء المنافقين ، فلهذه الأسباب جعل الله عذابهم أزيد من عذاب الكفار .

Ketika kedaan orang munafiq lebih berat siksaannya daripada orang kafir karena orang munafiq serupa dengan orang KAFIR dalam KEKUFURANnya, dan juga digabungkan padanya jenis kekufuran yg lainnya yaitu penghinaan thd agama islam dan pemeluknya, dan sebab sesungguhnya mereka memperlihatkan keislaman memungkinkan mereka utk melihat rahasianya orang2 muslim kemudian mengkhabarkannya kepada orang2 kafir maka jadilah cobaan muslimin menjadi berlpat ganda dari orang2 munafiq,maka karena sebab-sebab inilah Allah menjadikan siksaan munafik lebih bertambah daripada siksaannya orang kafir.

Dalam kitab Kasyifatussajaa halaman 84:

[فائدة] قال محمد الشربيني في كتابه التفسير الملقب بالسراج المنيروالكفر لغة ستر النعمة وأصله الكفر بالفتح وهو الستر وفي الشرع إنكار ما علم بالضرورة مجيء رسول به
وينقسم إلى أربعة أقسام: كفر إنكار وكفر جحود وكفر عناد وكفر نفاق
فكفر الإنكار هو أن لا يعرف الله أصلاً ولا يعترف به
وكفر الجحود هو أن يعرف الله بقلبه ولا يقر بلسانه ككفر إبليس واليهود قال الله تعالى: فلما جاءهم ما عرفوا كفروا به
وكفر العناد هو أن يعرف الله بقلبه ويعترف بلسانه ولا يدين به ككفر أبي طالب حيث يقول:ولقد علمت بأن دين محمد >< من خير أديان البرية دينالولا الملامة أو حذار مسبة >< لوجدتني سمحاً بذاك مبينا
وأما كفر النفاق فهو أن يقر باللسان ولا يعتقد بالقلب اهـ

Asysyarif Ali bin Muhammad al Jurjani dalam kitab Atta'rifat halaman 298 menjelaskan :

المنافق هو الذي يضمر الكفر اعتقادا ، ويظهر الإيمان قولا

Imam al hafizh Ibn Rajab al hanbali dalam kitab Jami'ul Ulum wal Hikam juz 50 halaman 2-3:

والذي فسره به أهلُ العلم المعتبرون أنَّ النفاقَ في اللغة هو من جنس الخداع والمكر وإظهار الخير ، وإبطان خلافه
وهو في الشرع ينقسم إلى قسمين :أحدهما : النفاقُ الأكبرُ ، وهو أنْ يظهر الإنسانُ الإيمانَ بالله وملائكته وكتبه ورسله واليوم الآخر ، ويُبطن ما يُناقض ذلك كلَّه أو بعضه ، وهذا هو النِّفاق الذي كان على عهد النَّبيِّ - صلى الله عليه وسلم - ، ونزل القرآن بذمِّ أهله وتكفيرهم ، وأخبر أنَّ أهله في الدَّرْكِ الأسفل من النار
والثاني : النفاق الأصغر ، وهو نفاق العمل ، وهو أنْ يُظهر الإنسانُ علانيةًصالحةً ، ويُبطن ما يُخالف ذلك .

Imam Nawawi dalam Syarh Muslim juz 1 halaman 150 :

وَفِي رِوَايَة : ( آيَة الْمُنَافِق ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ ، وَإِذَا اُؤْتُمِنَ خَانَ )
هَذَا الْحَدِيث مِمَّا عَدَّهُ جَمَاعَة مِنْ الْعُلَمَاء مُشْكِلًا مِنْ حَيْثُ إِنَّ هَذِهِ الْخِصَال تُوجَد فِي الْمُسْلِم الْمُصَدِّق الَّذِي لَيْسَ فِيهِ شَكٌّ .
وَقَدْ أَجْمَع الْعُلَمَاء عَلَى أَنَّ مَنْ كَانَ مُصَدِّقًا بِقَلْبِهِ وَلِسَانه وَفَعَلَ هَذِهِ الْخِصَال لَا يُحْكَمُ عَلَيْهِ بِكُفْرٍ ، وَلَا هُوَ مُنَافِق يُخَلَّد فِي النَّار ؛ فَإِنَّ إِخْوَة يُوسُف صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَمَعُوا هَذِهِ الْخِصَال . وَكَذَا وُجِدَ لِبَعْضِ السَّلَف وَالْعُلَمَاء بَعْض هَذَا أَوْ كُلّه .
وَهَذَا الْحَدِيث لَيْسَ فِيهِ بِحَمْدِ اللَّه تَعَالَى إِشْكَال ، وَلَكِنْ اِخْتَلَفَ الْعُلَمَاء فِي مَعْنَاهُ .
فَاَلَّذِي قَالَهُ الْمُحَقِّقُونَ وَالْأَكْثَرُونَ وَهُوَ الصَّحِيح الْمُخْتَار : أَنَّ مَعْنَاهُ أَنَّ هَذِهِ الْخِصَال خِصَال نِفَاق ، وَصَاحِبهَا شَبِيه بِالْمُنَافِقِ فِي هَذِهِ الْخِصَال ، وَمُتَخَلِّق بِأَخْلَاقِهِمْ . فَإِنَّ النِّفَاق هُوَ إِظْهَار مَا يُبْطِن خِلَافه ، وَهَذَا الْمَعْنَى مَوْجُود فِي صَاحِب هَذِهِ الْخِصَال ، وَيَكُون نِفَاقه فِي حَقّ مَنْ حَدَّثَهُ ، وَوَعَدَهُ ، وَائْتَمَنَهُ ، وَخَاصَمَهُ ، وَعَاهَدَهُ مِنْ النَّاس ،
لَا أَنَّهُ مُنَافِق فِي الْإِسْلَام فَيُظْهِرُهُ وَهُوَ يُبْطِنُ الْكُفْر . وَلَمْ يُرِدْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِهَذَا أَنَّهُ مُنَافِق نِفَاق الْكُفَّار الْمُخَلَّدِينَ فِي الدَّرْك الْأَسْفَل مِنْ النَّار .
وَقَوْله صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ( كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا )مَعْنَاهُ شَدِيد الشَّبَه بِالْمُنَافِقِينَ بِسَبَبِ هَذِهِ الْخِصَال .
قَالَ بَعْض الْعُلَمَاء : وَهَذَا فِيمَنْ كَانَتْ هَذِهِ الْخِصَال غَالِبَة عَلَيْهِ . فَأَمَّا مَنْ يَنْدُر فَلَيْسَ دَاخِلًا فِيهِ . فَهَذَا هُوَ الْمُخْتَار فِي مَعْنَى الْحَدِيث .
وَقَدْ نَقَلَ الْإِمَام أَبُو عِيسَى التِّرْمِذِيُّ رَضِيَ اللَّه عَنْهُ مَعْنَاهُ عَنْ الْعُلَمَاء مُطْلَقًا فَقَالَ : إِنَّمَا مَعْنَى هَذَا عِنْد أَهْل الْعِلْم نِفَاقُ الْعَمَل



Komentar

Popular Posts

Sejarah PonPes Al Hidayat Krasak Temuroso Guntur

Di saat pesantren salaf berbondong bondong memasukkan kurikulum umum ke dalam pendidikan di pesantrennya, Pondok Pesantren Hidayat yang terletak di Dukuh KrasakTemuroso Kecamatan Guntur Kabupaten Demak sama sekali  tidak goyah untuk tetap eksis dan fokus dalam mendidik santri santrinya dengan menggunakan metode pendidikan salaf.  Keberadaan PP. Al Hidayat sampai saat ini dengan kesalafannya tidak lepas dan merupakan buah perjuangan tidak kenal Ielah dan pengasuhnya KH. Mishbachul Munir Al Mubarak.  Sejarah dan Profil PP. Al Hidayat  Sejarah bukanlah suatu cerita lama yang usang  dan ditinggalkan karena tergerus oleh zaman. Akan tetapi, sejarah adalah prasasti yang sangat penting dalam suatu perjuangan dan menjadi cermin bagi generasi penerus yang bukan hanya untuk dikenang melainkan juga untuk diteruskan perjuangan-nya serta diteladani semangat juangnya. Begitu pula Pondok Pesantren Al Hidayat. Gus Dlowi (panggilan akrab KH. Achmad Baidlowi;

Pelatihan Pemulasaraan Jenazah GP Ansor Gaji

Pelatihan Pemulasaraan Jenazah GP Ansor Gaji Kewajiban seorang muslim terhadap muslim yang meninggal adalah merawat dan mengurusnya dengan benar serta menyegerakan penguburannya, kecuali ada hal yang memaksa untuk menunda.  Adapun hukum mengurus jenazah adalah fardu kifayah, artinya apabila disuatu daerah ada seorang meninggal dunia dan sudah ada yang mengurusinya, maka yang lain telah terbebas dari kewajiban dan tidak berdosa, akan tetapi, apabila tidak ada satupun orang yang mau mengurusnya, maka kita semua berdosa. Hal inilah yang mendasari diselenggarakannya kegiatan pelatihan Pemusalaran Jenazah , Ahad (11/04/2021) di Aula Kelurahan Gaji  Kecamatan Guntur Kabupaten Demak oleh Pimpinan Ranting GP Ansor setempat. Suradi selaku ketua Ansor membuka dimulainya pelatihan Pemusalaran Jenazah yang bekerja sama dengan RSI Sultan Agung Semarang dengan Nara Sumber H.samsudin Salim.M.Ag Hj. Khusnul khatimah, M.Si dan Saiful Mujab. SE .  Dalam sambutannya Suradi mengatakan, kegiatan pelatihan

Ziarah Wali 9 GP Ansor Ranting Sarirejo

 Jum’at pon, 2 April 2021. Menjelang bulan puasa ramadhan Gerakan Pemuda Ansor Ranting Sarirejo kec. Guntur kab. Demak menyelenggarakan ziarah ke makam wali 9 yang ada di Jawa Tengah Sunan Kalijaga, Sunan Muria dan Sunan Kudus.  Sehari sebelum ziarah ke makam wali 9, perwakilan dari rombongan terlebih dahulu ziarah ke makam syaihina KH. Misbahul Munir di komplek pondok pesantren Al Hidayat Krasak dan dilanjutkan sowan sekedar siraturrohim ke dalem Gus Baidhowi Misbah mengharap arahan dan do’a restu. Ziarah ke makam wali merupakan salah satu progan GP. Ansor ranting Sarirejo di departemen keagamaan. Program ini dilaksanakan selain sebagai bentuk hormat kepada leluhur dan sebuah harapan barakah dalam kehidupan umat manusia dengan bentuk tawasul kepada kekasih Allah Juga mempererat tali kekeluargaan diantara anggota Gp. Ansor. Dengan menggunakan transfortasi 2 (dua) mini bus kegiatan ini dikuti 49 anggota Gp. Ansor sarirejo. Pemberangkatan dimulai setelah sholat jum’at dengan tujuan perta